Senin, 20 Mei 2013

Bangku Tua



Telah berusia dewasa saat aku melihatnya lagi pada sebuah bangku tua tepat di belakang rumahku. Tak ada yang istimewa lagi, kayunya sudah termakan rayap dan membisu sepi. Teronggok tak berdaya, menunggu saat-saat rapuh dimakan usia. Warnanya mulai pudar seiring usianya, begitu pula dengan usiaku. Dulu, di sini menjadi saksi ketika aku dimarahinya. Di sini, dulu saat aku merasa bersalah padanya. Di sini tempat aku menangis ketika dunia begitu tak adil kala itu. Disinilah tempat semua perasaan tercurah, pada kesendirian, pada kesunyian, pada kemalangan.
Namun, kini telah rapuh, serapuh jiwaku saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar