`Jika kau mencintai mawar, cintai
juga durinya. Entah pepatah dari mana itu atau sekedar kata-kata penyemangat
bagi mawar agar dia tak sendiri untuk hidup bersama duri, yang selalu melekat,
sebelum ada orang yang mencabutnya. Namun sudah takdir mawar untuk hidup
bersama duri. Bahkan setiap mawar yang tumbuh selalu ada duri menyertainya.
Namun apa yang dilakukan mawar saat dia tahu tubuhnya berduri? Dia diam. Tetap
menumbuhkan warna-warna yang indah di setiap mekarnya. Daunnya yang bergerigi
juga menyertai tiap kelopak yang indah nan mempesona.
`Putih, kuning, merah, merah
muda, bahkan biru. Kau tahu? Di setiap warna itu mengandung makna tersendiri,
ahh,, aku bukan ingin membahas warna dari bunga mawar itu.
`Aku berfikir, kenapa mawar
berduri? Mungkin jawabnya, sudah takdir Ilahi. Tapi bagaimanakah bisa mawar
hidup tanpa duri? Ahh,,,itu sangat mustahil adanya.
`Belakangan ini aku berfikir
mengapa mawar berduri? Dan ternyata aku mendapat jawabannya. Mawar itu indah.
Jika keindahan mawar itu tidak dilengkapi dengan duri, apa yang terjadi? Mawar
yang elok itu akan sangat mudah dipetik oleh orang yang sekedar lewat, orang
iseng, dan tangan-tangan yang sekedar hanya menikmati keindahannya.
Berduri pun mawar masih sering
diremehkan orang. Terus apa gunanya duri? Sebagai hiasan kah? Itulah sebuah
teka-teki kehidupan, yang orang bisa mengartikan maknanya sendiri-sendiri
hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar