Senin, 15 Agustus 2011

seorang ibu,,,

Rabu,04 Agustus 2011
Pukul 20:06
Memori siang tadi,,,,,

                Berhenti sejenak untuk menghilangkan rasa lelah ku petang ini ,,kuraih laptop yang tergeletak di lantai. Menulis ah,pikirku, mungkin sedikit menghilangi rasa penatku hari ini dan karena sudah lama rasanya aku tidak menulis. Entah dengan kesibukan ku selama menjadi mahasiswa atau bagaimana,aku tak tahu. Pokoknya petang ini rasanya pengen menulis sesuatu.
                Pikiranku masih terbayang saat aku melihat pengumuman SPMB Mandiri di kampus siang tadi. Bukan karena aku tidak diterima atau apa ,karena aku sendiri sudah berada di kampus ini sejak 1 tahun yang lalu. Alhamdulillah ,diterima di kampus ini tanpa proses yang rumit tidak  seperti yang lain harus bertaruh dengan ribuan bahkan ratusan ribu lebih untuk mendapatkan satu bangku di universitas ini.
Mungkin keberuntunganku saja atau Alloh memang masih menyayangiku. J
Universitas ini memang terbilang favorit di Jakarta,karena hanya ada dua universitas negeri di kota ini,UIN Jakarta dan Universitas Negeri Jakarta,,tapi entah sekolah tinggi atau universitas lain yang masih negeri tapi aku tidak mengetahuinya. J
Kembali ke pembicaraan semula tadi.
Begitu kerumunan banyak dan cuaca siang itu memang begitu terik,terlebih lagi bulan ini adalah bulan Ramadhan nan mulia. Entah hasrat dan penasaran yang tinggi karena ingin melihat nama teman SMA saya yang baru daftar tahun ini. Penasaran dia diterima atau tidak,maka segera saja saya menyusul untuk berkerumun di tengah-tengah puluhan orang. Benar saja,sedetik kemudian saya sudah berada di depan  papan daftar  ribuan mahasiswa yang lolos seleksi,,karena mungkin badan saya terlalu kecil di banding mereka,sehingga mudah saja saya menerobos dikerumunan itu,heheeJ (kadang bersyukur juga mempunyai badan kecil,,heeehhhe).
Tangan ku segera mengurut nama-nama yang tersedia.    
Nihil. Nama temanku tak ada. Ku coba sekali lagi. Tetap. hasil yang sama juga. Namanya tidak ada dalam daftar. Kecewa aku saat itu. Hmmm,,mungkin belum rezekinya,pikirku. Kemudian aku menerobos keluar dari kerumunan.
Aku mencari tempat yang agak sepi dari kerumunan orang-orang agar aku bisa lebih tenang dalam mencari kata-kata untuk mengirimkan sms kabar duka ini ke temanku. Sejurus kemudian aku duduk tak jauh dari tempat pengumuman tadi. Meraih handphone yang sedari tadi masih di kantong saku rok.
Kemudian aku memulai mengetik sms,kata demi kata sambil mencari inspirasi kata yang tepat agar dia lebih tegar ketika melihat sms ku ini.
Tak sengaja,saat itu pandangan ku tertuju pada seorang ibu yang berpakaian lusuh,mungkin umurnya sekitar 50 tahun ke atas,berkerudung langsung pendek warna coklat muda,berbaju putih (mungkin sudah tak layak untuk dibilang warna putih karena hampir semuanya sudah berwarna agak kecoklatan,mungkin karena sering dipakai),,memakai rok batik bunga-bunga warna coklat tua,yang duduk tak jauh dari tempatku. Sandal yang digunakan pun sama seperti sandal yang sering kutemui di depan mushola fakultas,sandal jepit,,mungkin terkenalnya merek Swallow. Ibu itu duduk sekitar 10 langkah dari tempatku duduk.
Segera saja ku alihkan pandangan mataku ke layar hape. Temanku mungkin sekarang menunggu kabar dariku.
                Tapi,tiba-tiba ibu yang ku perhatikan sedari tadi berteriak,,,,aaaarrrghhh!!!!! Langsung aku menoleh ke arahnya,memastikan apa yang terjadi. Empat orang  pemuda yang berbaju necis berada di sekitar ibu itu. “Kenapa?? Ada apa ini? “pikirku dalam hati.
                “Eh,bu kalo duduk jangan di tengah jalan donk,punya mata gak sih! Ngalangin jalan nih,untung masih kakinya yang saya injek,bukan kepalanya!” kata salah satu pemuda yang memakai kaos berkerah warna hijau tua,wajahnya agak mengerang galak.
Perkataan seorang pemuda itu nyaris membuat perhatian orang-orang di sekitar tertuju pada si ibu itu.
Deggg,,,aku terperangah,kaget bukan main. Hatiku seperti tersambar petir mendengar kata-kata itu. Astaghfirullohal’adzim. 
                Perasaanku berkecamuk antara percaya dan tidak percaya dengan kata yang barusan aku dengar. Langsung saja aku teringat ibu ku yang berada di belahan bumi nan jauh sana. Yang selalu tersenyum manis saat aku pulang,yang selalu mendoakanku di sepertiga malamnya,yang selalu berusaha memenuhi keinginanku,yang selalu mengusap lembut tiap air mata yang jatuh dari pipiku,yang semuanya tak pernah aku dapati kesedihan darinya,satupun.
Hari ini,di hadapan ku ada seorang ibu yang di perlakukan seperti itu,yang dihina seperti itu,hati ini serasa hancur. Aku sebagai seorang wanita akan merasakan apa yang sama dirasakan oleh ibu itu. Sakit pasti.
Aku mencoba menahan hati,tapi pandanganku tak lepas dari ibu itu. Empat pemuda itu berlalu begitu saja,tanpa ada perasaan bersalah atau apa.
Ku lihat sosok yang  wajahnya sudah keriput,iya ibu tadi. Begitu sabar beliau,dicaci maki seperti tadi masih saja bisa tersenyum. Subhanalloh,,,
Hatiku lega banget melihat senyum beliau,,,
(bersambung)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar